Sudah hampir sebulan semenjak dia melepaskan foto kabesha-nya, aku hampir lupa dengan janjiku padanya. Saat mengirimkan fan letter padanya, aku berjanji untuk lebih banyak bercerita tentangnya di blog ini. Ini adalah tulisannya tentang dia, Cindy Yuvia si Limited Edition.
Tanggal 27 Juli 2019 lalu adalah penampilan terakhir dari salah satu member JKT48 yang sangat penting bagi perjalanan ngidolku. Cindy Dea Yuvia atau terkenal dengan nama panggilan Cindvia atau Yupi ini adalah salah satu member JKT48 yang kelulusannya tak aku sangka bisa secepat ini.
Aku memanglah bukan orang yang meng-oshi-kan Yupi sejak awal. Semenjak keberadaannya di JKT48, aku tidak pernah terpikir sedikit pun untuk mendukung dia menjadi salah satu member yang berpengaruh di JKT48. Bahkan dulu aku sempat mempertanyakan posisinya sebagai center dan tak suka jika Yupi menjadi center Team KIII.
Dari Cindvia Menjadi Yupi
Bisa dikatakan sebenarnya dulu aku sempat tidak menyukai Cindy Yuvia. Alasan pertama kenapa awalnya aku tak menyukainya adalah karena dia memiliki nama depan yang sama dengan nama oshiku di gen 1 kala itu. Mungkin aku hanya iri karena oshiku tak pernah mendapat jatah senbatsu sampai saatnya dia keluar dari JKT48. Berbeda dengan Cindy Yuvia yang sudah mendapatkan jatah senbatsu semenjak single ke 2 dan seterusnya hingga menjadi langganan senbatsu pilihan manajemen.
Karena memiliki nama yang sama dengan member gen 1-lah yang membuat nama panggungnya menjadi Cindvia, sebuah nama yang sebenarnya agak kagok untuk diucapkan sampai akhirnya nama panggungnya berubah menjadi Yupi, sebuah nama panggilan yang cukup unik dan mudah diucapkan. Aku pun lebih nyaman dan lebih suka memanggilnya dengan nama itu.
Sok Imut atau Benar-benar Imut
Selain karena memiliki nama yang sama dengan oshi lamaku, alasan keduaku tak menyukai Yupi mungkin karena awalnya aku hanya beranggapan kalo Yupi itu hanya member yang keimutannya hanya sebatas pencitraan. Aku dulu sering membanding-bandingkannya dengan member JKT48 lain yang menurutku lebih imut secara natural.
Mungkin aku dulu sempat salah mengenalnya. Yupi yang aku anggap sok imut itu sebenarnya memang imut dan kawai. Bahkan orang-orang pun kini sering memanggilnya dengan sebutan Loli Legal.
Dari dulu memang banyak hal yang tidak aku suka dari Yupi, termasuk beberapa unit song yang dia bawakan seperti Idol Nante Yobanaide (Jangan Panggil Diriku Idol), Ame no Doubutsuen (Kebun Binatang di Saat Hujan), dan Hatsukoi Dorobou (Pencuri Cinta Pertama). Bahkan aku sempat tidak habis pikir kenapa Hatsukoi Dorobou dan Ame no Doubutsuen bisa masuk Top 30 pada Request Hour 2016, bahkan salah satunya menjadi peringkat pertama. Aku pikir itu hanya efek adanya Ikha dan Sinka yang di mana lagu-lagunya selalu masuk jajaran atas Request Hour. Sebenarnya sih tak semua lagu yang berhubungan dengan Yupi tak aku suka. Aku suka beberapa lagu yang aku rasa cocok dengan suara Yupi. Aku suka suara Yupi di lagu Cinderella wa Damasarenai (Cinderella takkan Tertipu), Kamonegix, Escape, Birth, Ima Para dan beberapa lagu lainnya.
Terlepas dari itu semua, mungkin alasan aku tak menyukainya karena adanya suara yupi yang aku rasa tidak cocok, sama halnya dengan Haruka yang aku rasa lebih cocok untuk lagu-lagu sedih.
Tapi entah kenapa akhir-akhir ini aku jadi sering mendengarkan unit song- unit song yang pernah dibawakan Yupi.
Dari sekian banyak unit song yanh dibawakannya, sekarang aku sedang menyukai lagu Zannen Shoujo (Gadis yang Celaka). Sebenarkan aku menginginkan suara Yupi tetap mengisi unit ini ketika versi MP3-nya benar-benar rilis nanti.
First Impression Tentang Cindy Yuvia
Pada last show-nya kemarin, beberapa member menyebutkan bahwa awalnya Yupi itu terlihat seperti sombong, ansos (anti sosial), overthinking, dan gak pedean. Namun pendapat mereka bahwa Yupi itu sombong sebenarnya salah ketika mereka sudah dekat dengannya. Mungkin sifat Yupi itu hampir mirip denganku, itulah alasan mengapa perasaanku pada Yupi saat ini sudah berubah.
Berbicara tentang first impression, mungkin pendapatku sama dengan pendapat para member. Hal itulah yang membuatku sejak dulu kurang menyukainya, namun semua berubah setelah aku benar-benar mengenalnya.
Sebenarnya, Pantaskah Yupi Menjadi Center JKT48.
Kembali ke hal yang sering aku pertanyakan dari dulu, pantaskah Yupi menjadi center JKT48. Sosoknya yang cantik, imut, unik , dan enerjik merupakan alasan yang tepat untuk menjadikannya center JKT48. Awalnya aku yang tak menyetujui dia jadi center JKT48, sekarang menjadi orang yang sangat menyayangkan atas kelulusannya yang belum pernah sekali pun menjadi center untuk single JKT48 pilihan manajemen. Tapi walau begitu, aku senang dia sempat menjadi center single JKT48 atas usahanya sendiri. Entah kenapa di pemilihan member single ke-20 kemarin aku sangat berharap Yupi menjadi nomor 1, padahal sebelum-sebelumnya aku tak pernah mendukung dia sejauh ini bahkan aku pun sempat tidak terima karena Yupi pernah mendapat posisi 12, 9 dan 4 yang merupakan angka-angka favoritku. Wkwkw, sampai segitunya ya aku....
Sebenarnya awal aku mulai menerima Yupi sebagai center Team KIII itu saat melihat performanya saat membawakan lagu Don't Look Back dan beberapa lagu Team KIII lain yang enerjik, aku pikir sosok mungil Yupi yang enerjik itu cocok untuk mengisi posisinya sebagai center Team KIII. Kemudian saat perpindahannya ke Team J, kenapa saat itu perasaankun sangat senang. Mungkin itu adalah kali pertamanya aku menyadari bahwa sekarang aku sangat mendukung Yupi di JKT48. Ketika pindah ke Team J, aku berharap dia menjadi global center JKT48. Dengan pindahnya ke Team J, dia lepas dari beberapa member unggulan yang kala itu kebanyakan bersaranng di Team KIII.
Kereta Kedewasaan
Ketika aku mulai menyukai dan memberikan seluruh dukunganku pada Yupi, tiba-tiba ia mengumumkan kelulusannya. Hal itu merupakan salah satu hal yang sebenarnya sulit aku terima. Ibarat orang yang pacaran, pas lagi sayang-sayangnya malah diputusin, hehe....
Saat itu aku baru sadar, ternyata saat kita mulai merasa kehilanganlah baru rasa sayang itu ketauan. Seperti lirik lagu Only Today "Harta yang penting baru terlihat setelah ia pergi menghilang."
Mungkin aku terlambat menjadi fans Cindy Yuvia. Seandainya saja aku sudah menyukainya sejak dulu, pasti banyak kenangan yang sudah aku kumpulkan demi mengingatnya.
Salah satu lagu yang bercerita tentang penyesalanku adalah lagu Otona Resha (Kereta Kedewasaan). Sebenarnya aku berharap lagu ini segera dirilis dengan Yupi sebagai centernya. Lagu ini sepertinya yang akan menjadi kenangan terindahku yang akan mengingatkanku pada sosok Cindy Yuvia. Sampai hari terakhirnya, aku blm sempat bertemu untuk handshake dan menyapanya. Aku seakan ditinggalkan oleh kereta yang membuatku harus berpikir menjadi lebih dewasa.
Harapanku Untuk Cindy Yuvia
Tujuh tahun memang bukanlah waktu yang sebentar. Waktu tujuh tahun itu ternyata mampu mengubah sosok Cindy Yuvia yang dulu katanya pemalu menjadi lebih percaya diri sekarang. Aku harap setelah lulus dari JKT48, Yupi bisa segera meraih mimpinya yang lain. Bisa menjadi seseorang yang lebih menginspirasi banyak orang lagi. Setelah menyaksikan saat-saat terakhirnya di JKT48 kemarin, aku baru sadar banyak inspirasi yang bisa aku dapatkan dari sosoknya.